18
Mei
08

Saya bangga jadi orang Minangkabau

Karena masakannya yang beraneka ragam dan sedap, dan karena Restoran Padang ada di mana-mana, sampai-sampai dosen saya di Perancis bilang begini: “oh, kamu dari Indonesia? Saya suka masakan Indonesia. Enak sekali rasanya daging warna hitam yang pedas (maksudnya rendang). Saya makan di restoran Indonesia di Belanda”. Dari cara dia berbicara, tampak sekali bahwa dia sangat terkesan dengan rendang šŸ™‚

Karena ibu saya ada tiga, saya panggil mereka Mak Uwo, Mama dan Etek.

Karena dunsanak saya banyak dan ada di mana-mana karena merantau.

Karena saya bisa jauh merantau, dan karenanya bisa tau banyak hal dan bisa melihat banyak hal.

Karena saya dilatih untuk berbicara banyak bahasa, dan jadi bisa tahu lebih banyak.

Karena masyarakat Minangkabau adalah masyarakat Matriarchat terbesar di dunia.

Karena masyarakat Minangkabau adalah masyarakat Matriarchat yang “termodern” di dunia.

Karena masyarakat Minangkabau adalah masyarakat Matriarchat yang paling stabil di dunia.

Karena Minangkabau menjadi lambang perlawanan budaya Matriarchat yang diperangi oleh budaya Patriarchat selama ribuan tahun.

Karena masyarakat Minangkabau berhasil bertahan dan selalu melakukan perlawanan atas penindasan dan usaha-usaha memerangi budaya Minangkabau. Sampai sekarang.

Karena orang Minangkabau telah melawan kekuatan-kekuatan patriarkal besar dunia, Hindu/Budha-India, Hindu/Budha-Jawa, Konfusianisme/Budha-Cina, Katolik-Protugis, Budha-Sriwijaya, Aceh-Islam, Arab-Islam, Kristen-Belanda, Kristen-Inggris, Budha-Jepang, Kristen/Globalisasi/Kapitalisme Turbo-Amerika Serikat/Inggris serta Kristen/Misionaris-Barat.

Karena orang Minangkabau adalah suku bangsa yang paling berpengaruh di Indonesia (dalam arti yang baik tentunya) dalam bidang budaya, bahasa, sastra, politik, sejarah, pers, gastronomi, dan lain sebagainya. Walaupun di dalam buku sejarah Indonesia tidak disebutkan. Orang Minangkabau hilang dari lembaran-lembaran sejarah Indonesia lewat jawanisasi/Islamisasi/Arabisasi/Eropaisasi sejarah.

Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Bapak Republik Indonesia yaitu Tan Malaka yang telah mencanangkan terbentuknya Republik Indonesia sejak tahun 1925 lewat bukunya: Menuju Republik Indonesia.

Karena orang Minangkabaulah yang mmengembangkan Bahasa Indonesia modern lewat tulisan yaitu Tan Malaka lewat tulisan-tulisannya dalam “bahasa Melayu/Minangkabau” yang di kemudian hari dikenal sebagai Bahasa Indonesia, pada saat “tokoh-tokoh” lainnya berbangga memakai bahasa Belanda.

Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Bapak Sumpah Pemuda pada tahun 1928 yaitu Muhamad Yamin yang mendukung pendapat Tan Malaka akan perlunya bahasa negara, bahasa Indonesia untuk bangsa Indonesia.

Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Bapak Dasar Negara Indonesia yaitu Muhamad Yamin, yang pemikirannya mengenai Dasar Negara diserobot oleh Sukarno, dirubah-rubah urutannya, diakui sebagai “hasil pemikirannya” dan diberi nama hindu yaitu “Pancasila”.

Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Bapak Pers Indonesia yaitu Djamaludin Adinegoro atau “Adinegoro“.

Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Ibu Pers Indoneisa yaitu Rohana Kudus.

Karena orang Minangkabaulah yang banyak dan aktif membangun bangsa Indonesia modern lewat pemikiran-pemikirannya, organisasi-organisasinya, partai-partainya, perjuangan-perjuangannya dan peranan-peranannya di segala bidang.

Karena orang Minangkabaulah yang menjadi pendiri partai-partai dalam suatu negara “modern” yaitu Sutan Syahrir (PSI), Tan Malaka (PARI dan Murba), Muhamad Natsir (Masyumi), dll.

Karena orang Minangkabaulah yang mengusahakan pengakuan dunia internasional atas kemerdekaan Indonesia yaitu Agus Salim. Karena kemampuan bahasa Arabnya dan kedalaman ilmunya mengenai dunia Arab Agus Salim berhasil mendapat dukungan dari negara-negara Arab yang merupakan negara-negara pertama yang menyatakan dukungan atas kemerdekaan negara Republik Indonesia.

Karena orang Minangkabaulah yang memberikan pandangan perlunya kerja sama kaum nasionalis, komunis dan Islam untuk mengusir penjajah dari ranah Indonesia dan ranah Islam lainnya di dunia yaitu Tan Malaka dalam pidatonya yang pertama kali disampaikan di Komintern pada tahun 1922 yang akhirnya diserobot oleh Sukarno sebagai buah pikirannya dan diberi “jargon” Nasakom yang ditujukan untuk mengumpulkan kekuasaan dari semua golongan di bawah kendalinya.

Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Bapak per-film-an Indonesia yaitu Usmar Ismail.

Karena orang Minangkabaulah yang menyelamatkan per-film-an Indonesia setelah sekarat hampir 20 tahun lamanya yaitu artis kecil Sherina, yang menyelamatkan per-film-an Indonesia pada saat ia baru berumur 10 tahun lewat film-nya yang sangat terkenal: Petualangan Sherina.

Karena orang Minangkabaulah yang menjadi anggota kehormatan dari lembaga hak-hak asasi manusia untuk pemberitaan mengenai senjata pemusnah masal, Weapons of Mass Destruction Commission, yang berkedudukan di Swedia yaitu Ibu Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar.

Karena orang Minangkabaulah yang sangat peduli dengan alam dan lingkungan hidup dan merupakan seorang pakar nasional dan internasional dalam bidang ini yaitu Prof. Dr. Emil Salim.

Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Ibu dari dunia tari kontermporer Indonesia, yang membuat nama Indonesia diakui di dunia Internasional dengan tari kontemporernya yang berdasarkan pada budaya Minangkabau Silek (silat) yaitu Gusmiati Suid, pendiri sanggar tari Gumarang Sakti.

Karena orang Minangkabaulah yang merupakan aktivis mahasiswa yang ditakuti Suharto yaitu Yeni Rosa Damayanti yang dipenjarakan olehnya lebih dari satu tahun lamanya dalam kasus “21 mahasiswa” dan yang diasingkan olehnya di negri Belanda setelah peristiwa di kota Dresden, Jerman.

Karena orang Minangkabaulah yang banyak berjasa dan berjuang di negri-negri Melayu lainnya seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

Karena orang Minangkabaulah yang menterjemahkan Islam secara baik dan mendorong tumbuhnya Indonesia sebagai “negara yang berbasis Islam” yang relatif ramah, relatif cinta damai dan tidak memusuhi perempuan.

Karena orang Minangkabaulah yang menterjemahkan ayat AL Qur’an mengenai “perempuan yang bertulang bengkok” secara baik yaitu HAMKA. Menurutnya perempuan harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang, walaupun ayat ini di dalam budaya-budaya patriarkal lainnya diartikan sebagai “perempuan lemah” dan layak diperlakukan sesuka hati oleh kaum laki-laki.

Karena orang Minangkabaulah yang menjadi astronot pertama di Malaysia yaitu Dr. Sheikh Muszaphar Shukor. Beliau adalah orang Minangkabau kelahiran Negri Sembilan, Malaysia.

Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Bapak para aktivis mahasiswa yaitu Tan Malaka, yang karya-karyanya dan jalan hidupnya menjadi sumber inspirasi bagi mahasiswa dan aktivis-aktivis politik lainnya dalam berjuang untuk Indonesia.

Karena orang Minangkabaulah yang layak disebut sebagai Proklamator Kemerdekaan Indonesia yaitu Muhammad Hatta, karena Sukarno tidak layak (dan juga tidak mau) untuk itu. Karena terkagum-kagum oleh kekuasaan Jepang dan disebabaan oleh usahanya untuk meraih kekuasaan di Indonesia, Sukarno menjilat Jepang dengan mengirim 270 000 orang Indonesia untuk menjadi romusha (budak Jepang) yang akhirnya mati karena kelaparan dan sakit di pulau-pulau lainnya di Indonesia dan di negara-negara lainnya di Asia Tenggara.

Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Bapak Ekonomi Rakyat Indonesia dan Bapak Koperasi Indonesia yaitu Muhamad Hatta, sang Proklamator. Koperasi dari sejak didirikan sampai sekarang telah terbukti menjadi tulang punggung ekonomi rakyat kecil dan menengah, dibandingkan dengan ekonomi bank yang menjadi dasar bagi larinya hasil-hasil ekonomi rakyat Indonesia ke negara-negara “China” seperti Singapura, Hongkong, Taiwan dan RRC.

Dan masih banyak lainnya. Sulit disebutkan di sini peranan-peranan, sumbangan-sumbangan orang Minangkabau di segala bidang, baik di ranah Minang sendiri, di Indonesia, di negri-negri Melayu lainnya dan di dunia. Peran Minangkabau tidak dalam hal-hal buruk seperti pencurian, korupsi (pencurian besar-besaran), pembunuhan dan pembantain, melainkan dalam hal-hal baik dan kecendekiawanan.

Walaupun sengaja dihapus perannya dan dilupakan, saya tidak akan lupa.

Sekali lagi, saya bangga.


33 Tanggapan to “Saya bangga jadi orang Minangkabau”


  1. Mei 25, 2008 pukul 3:28 pm

    nice post,,,
    saya juga bangga jadi orang minangkabau

  2. Mei 25, 2008 pukul 3:31 pm

    saya juga bangga jadi orang minang kabau.

    salam kenal, dari bandung
    http://sutanmudo.co.cc

  3. 3 Vara
    Mei 25, 2008 pukul 9:43 pm

    @catra, salam kenal juga. kuliah? sudah tingkat berapa? mau saya masukkan ke blogroll saya?

    šŸ™‚

  4. 4 gogons
    Juni 4, 2008 pukul 1:06 pm

    hidup minangkabo………..

    saya termasuk non minangkabo, ikut senang kalo orang minangkabo jadi puas dengan blog ini……………………………………………………………..

    non minangkabo tidak top tak apa-apa kok, asal orang minangkabo jadi puas dengan blog ini……………………………………………………………..

    hidup minangkabo………..

    saya termasuk non minangkabo, ikut senang kalo orang minangkabo jadi puas dengan blog ini……………………………………………………………..

    non minangkabo tidak top tak apa-apa kok, asal orang minangkabo jadi puas dengan blog ini……………………………………………………………..

  5. 5 Vara
    Juni 9, 2008 pukul 4:00 pm

    @gogons

    Anda kok sepertinya nervos sekali? Kenapa? karena cemburu dan bukan orang Minangkabau? Tidak masalah. Dari nama anda tampaknya anda adalah orang Jawa. Tidak masalah. Anda tidak perlu nervos dengan tulisan saya.

    Kalau anda membaca semua tulisan-tulisan saya maka anda akan tahu bahwa saya tidak menulis tentang orang Minang saja.

    Orang Minangkabau adalah suku bangsa paling berpengaruh dan paling banyak jasanya di Indonesia. Itu harus dikaui. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengakui jasa-jasa para pemikir-pemikirnya dan pahalawan-pahlawannya.

    Orang-orang barat mengakui bahwa pemikir-pemikir Yunani dan Arab banyak berjasa bagi orang Barat. Jasa mereka tidak dilupakan begitu saja. Demikian juga selayaknya di Indonesia. Suku bangsa Minangkabau banyak mempengaruhi Indonesia dan suku bangsa-suku bangsa lainnya. Orang Minangkabau banyak berjasa dalam membangun Indonesia, walaupun sengaja dilupakan jasa-jasanya dan dihilangkana dari lembaran-lembaran sejarah Indonesia.

    Bangsa Indonesia selayaknya tidak begitu saja melupakan jasa-jasa para pemikir dan pahlawannya. Di Indonesia, pahlawan-pahlawan dan pemikir-pemikir ini sebagian terbesarnya adalah orang Minangkabau. Karena dari filsafat hidupnya orang Minangkabau merasa ikut bertanggung jawab atas apa yang terjadi disekelilingnya, baik di ranah Bundo Kanduang maupun di daerah rantaunya.

    Anda pikir siapa yang diperjuangkan oleh Tan Malaka, sang Bapak Republik Indonesia, sampai-sampai ke Uni Soviet? Orang Jawa. Dia jelas-jelas hampir selalu menyebut Jawa. Karena pada saat itu orang Jawalah yang paling tertindas. Untuk siapa Tan Malaka mendirikan sekolah-sekolah di Semarang dan daerah-daerah lainnya di Jawa? Untuk orang Jawa. Tan Malaka merasa tidak perlu melakukannya untuk orang Minangkabau sendiri karena orang Minangkabau pada waktu itu secara mental tidak tertindas dan relatif makmur secara ekonomi serta mempunyai taraf pendidikan yang tinggi. Akan tetapi seberapa banyak orang Jawa yang ingat dan tahu akan hal itu? Tan Malaka dipenjarakan, dibunuh, dibuang mayatnya begitu saja di tengah hutan, dihilangkan dan dilupakan jasa-jasanya oleh orang yang paling dibelanya, yaitu orang Jawa.

    Soal Jawa atau Minangkabau bukanlah soal orang perorang. Melainkan soal mental dan budaya. Siapa orang yang menindas orang Jawa? Orang Jawa sendiri: yaitu raja-raja Jawa, sultan -sultan Jawa, Sukarno dan Suharto.

    Siapa yang memiskinkan perempuan-perempuan Jawa sehingga harus menjadi pembantu rumah tangga di keluarga-keluarga kaya dan keluarga-keluarga orang Cina di Indonesia dimana mereka diperlakukan buruk dan seringkali disiksa serta menyebabkan mereka pergi mencari penghidupan di negri-negri Arab di mana mereka diperkosa, disiksa, tidak dibayar gajinya bahkan dihukum mati? Suharto beserta penjilat-penjilatnya yang sebgaian terbesarnya adalah orang Jawa.

    Anda iri dengan orang Minangkabau? Mudah saja. Berbuatlah seperti orang Minangkabau. Tapi anda harus siap untuk dibunuh, dibantai, dipenjarakan, dibuang ke luar negri atau dibiarkan mayat anda di hutan, dan suku bangsa anda diserang terus-terusan oleh kekuasaan negara dan sekaligus dimiskinkan. Atau anda memilih hidup “mulia” seperti Suharto di atas mayat-mayat, darah dan air mata puluhan juta orang? Silahkan pilih.

    Anda sama sekali tidak perlu cemburu. Orang Minangkabau berjuang tidak hanya untuk orang Minangkabau saja melainkan untuk suku bangsa-suku bangsa lainnya di dunia. Berbuatlah apa yang anda bisa perbuat. Mungkin hanya untuk keluarga besar anda?

    Baca dulu semua tulisan saya, baru berkicau. Salam

  6. Juni 10, 2008 pukul 6:47 am

    salam kenal ni… ambo satuju jo pandapek uni…
    ambo yo bangga jadi urang minang.. dima na indak ado urang minag di dunia ko hehehehe

  7. Juni 21, 2008 pukul 2:41 am

    Somehow i missed the point. Probably lost in translation šŸ™‚ Anyway … nice blog to visit.

    cheers, Hinge!!

  8. Juli 1, 2008 pukul 3:28 am

    artikel yang membangkitkan rasa minangisme yang kini udah mulai luntur di benak generasi muda minangkabau. hidup minangkabau!!!

  9. Juli 17, 2008 pukul 11:11 am

    blog nya bagus mbak.. hehe salam kenal dari Bandung!

  10. 10 Vara
    Juli 17, 2008 pukul 2:04 pm

    salam kenal juga Cherika ….

    šŸ™‚

  11. 11 aldiparis
    Agustus 14, 2008 pukul 2:53 am

    Tulisan Uni Vara benar-benar membuka cakrawala ambo. Ambo baru sadar bahwa, umat Minangkabau bukan hanya terbentang dari Sabang-Merauke, melainkan ke 5 benua pula. Saya masih teringat, ketika di KL, saat saya memperkenalkan diri sebagai orang Minang, mereka sangat respek sekali dengan adat dan budaya kita. Mereka mengatakan, bahwa orang Minang di rantau benar-benar dijaga sopan santunnya, namun mereka tetap tegak berdiri pada prinsipnya. Dima bumi dipijak, disitu langik dijunjuang..

    Best Regards,

    Aldi Paris
    From Jakarta With love

  12. September 25, 2008 pukul 12:32 pm

    Hi Vara,
    Salam kenal ya. Aku sdh added kau di facebook. Sekedar nambah referensi mengenai Tanah Minang silahkan klik yg satu ini:

    West Sumatra: Tanah Minang Rancak Bana

    Salam,
    http://www.stephenlangitan.com

  13. Oktober 15, 2008 pukul 3:57 pm

    ok juga tulisan mu. menurut ku terlalu berani. tapi salut juga buat kamu karena begitu berani
    menampilkan wacana ttg minangkabau. aku harap banyak para generesi muda minangkabau yg terbuka pikirannya. karena banyak generesi muda mingkabau yang hanya mengambil prinsip yg hanya menguntung
    kan mereka pribadi, yaiu taimpik nyak diateh, takuruang nyak dilua. Bagaimana menurut pendapat kamu.

  14. 14 Malindo
    Oktober 30, 2008 pukul 3:57 pm

    Hebat urang awak.
    Pitih jo pangkek milik urang awak sadonyo.
    Takuruang nak dilua
    Tahimpik nak diateh….
    Onde Mande….Cadiak bana….hehehe.

  15. 15 Vara
    November 5, 2008 pukul 1:54 am

    @Rita Sofia
    terima kasih untuk komentarnya. keberanian menyatakan pendapat, kebenaran adalah ciri khas masyarakat Minangkabau, dan masyarakat matriarkal lainnya. Saya sebagai orang yang menganut budaya Minangkabau hanya berusaha menjalankan nilai-nilai budaya ini.
    saya juga mengarahakan blog ini untuk urang awak,dan khususnya kaum mudanya, agar bisa dijadikan pegangan budaya bagi mereka yang kebingungan dan ingin mengatahui asal-usul budaya mereka… mudah2an bisa membangkitkan semangat para kaum muda Minangkabau untuk bangkit kembali dari keterpurukan

    kalau banyak generasi muda Minangkabau yang hanya mengamnbil prinsip yg hanya menguntungkan mereka, saya lihat memang benar. banyak yang tidak mau mengakui budaya minangkabau hanya karena mamak mereka kurang perhatian misalnya lalu menolak seluruh budaya minangkabau, atau bagi sebagaian lainnya yang ingin mengambil harato keluarga yang merupakan milik seluruh dunsanak-dunsanak untuk dirinya sendiri(ini biasanya dari pihak laki2 Minang), lalau mangumbok dan menghina budaya Minangkabau, tidak mau memakai bahasa Minang lagi, tidak mau mengakui diri sebagai orang Minang, jadi kalau dituruti keinginnaya maka menjadi Minanglah mereka, kalau tidak, memaki-maki Minang…orang-orang Minang yang ingin memaksakan Arabisaudisasi di ranah Minang, hanya menekankan budaya Minang pada ungkapan adaik basandi syaraik, syaraik basandi kitabullah, yang merupakan pemalsuan daripada adaik basandi kapado alua, alua basandi kapado nan patuik, agar bisa mengarabisaudisasikan Minangkabau, hanya itu ke itu saja yang dibicarakan, padahal pandangan hidup dan budaya Minangkabau memiliki banyak sekali nilai-nilai yang mencakuk kehidupan masyarakat minangkabau termasuk penghormatan kepada para Bundo Kanduang, Niniak dan mamak, urnag tuo-tuo… semuanya mereka lupakan. Pokoknya Minangkabau harus di-Arabisaudisasikan! Itu maunya mereka..Tanpa mengkaji akibat buruk apa yang akan terjadi pada masyarakat Minangkabau
    @Rita Sofia dan Malindo
    kalau mengenai takuruang nak dilua (terkurung hendak di luar), taimpik nak di ateh (terhimpit hendak di atas): ungkapan ini saya rasa lebih berhubungan ke semangat orang awak untuk melawan ketidak-adilan dan penindasan yang menimpanya…
    @Malindo
    kalau soal pitih dan pangkek untuk urang Minang kasadonyo..saya rasa tidak..
    pitih di Indonesia ko lari ka tentara…urang cadiak pandai dalam jo lua nagari lah tahu, kalau tentara tu Jawa..
    baitu juo jo pangkek..
    urang Minangkabau berjuang se.. itupun ndak tatulih di buku sejarah Indonesia ko, urang awak jadi tambah miskin, jasa2nya didustakan…
    tulisan ko untuk paingek jasa2 urang2 awak…
    urang awak tu iyo cadiak, tapi lain cadiaknyo..indak marampok do.. labiah banyak bajuang untuak urang banyak..
    salam

  16. 16 kie
    November 23, 2008 pukul 2:41 pm

    mantap..
    tapi mngkin karena banyaknya prestasi yg di ukir oleh suku minangkabau ini jugalah yg membuat generasi minangkabau saat ini terlena akan prestasi emas dan kejayaan masa lampau. banyak yg saya saksikan bahwa generasi minangkabau saat ini terlalu mengkultuskan keminangkabau-an nya. dan itu membuat mereka menjadi sombong dan terlalu apatis terhadap suku lain. bukankah ilmu yg bermanfaat itu akan didapat apabila terjalin rasa kemasyarakatan dan berkebangsaan dalam diri seseorang.

    semangaik mmbangkik batang tarandam itu manurik awak adlah suatu yg bias, karena ap yg nio dibangkik tu ndak tau. mnuruik awak, yg nio di bangkik-an saat ini di minangkabau tu adlh semangat generasi minangkabau dalam membuka pikiran nyo.

  17. Februari 7, 2009 pukul 11:17 am

    oRang miNang bAnyak yG nArsis…
    kAdang hiDuik d NagAri uRang..,
    BakaTo nYo ajo..
    iTu yg pAraLu d BanggaKan tUch….?

  18. 18 Vara
    Februari 8, 2009 pukul 2:07 pm

    Uda Sumbarang…nan bakato sumbarang…
    kalau Uda baco postingan ambo sadonyo..Uda bisa paham bahwa postingan ini adalah menyuarakan protes atas perlakan terhadap pemikir minang dan orang minang yang telah berjasa di Minangkabau dengan memberikans segala yang mereka punyai: pemikiran, waktu, tenaga dll. Hasilnya: orang Minang dihilangkan dalam sejarah, dihancurkan budayanya secara sistematis oleh negara dan diburuk-burukkan citranya hanya menjadi: “orang padang bengkok”, “orang padang pelit”. Padahal orang Minang sama sekali tidak pelit dengan apapun: ilmu, pemikiran, tenaga, waktu dan perjuangan untuk masyarakat. Kebanggaan ini adalah protes bukan kebanggaan fasis gaya fasis Jerman, fasis Jawa, fasisme Islam atau fasisme lainnya.

    Coba Uda baca postingan saya yang lain, juga mengenai kebanggaan orang Minang šŸ˜‰

    Kebanggaan orang minang di ranah

  19. 19 sumbarang
    Februari 8, 2009 pukul 8:39 pm

    aH..
    Ndak ado Tuch do..
    Urang minAng duLu iyo..
    KLo kini Lah baRubah..
    BukTinyo..,
    orang suku lain ajo banyak yg mangecek buruak buruak tentang urang minang..
    contoh nyo..”PILIK”

  20. 20 Vara
    Februari 9, 2009 pukul 4:49 pm

    ambo satuju kalau Uda mangatokan urang Minang lah banyak barubah…tapi indak kasasonyo do..
    awak hiduik di dunie ko saliang mampangaruhi…urang minang lah banyak barubah dek pangaruh dari luar..tapi budayo minang nan mamungkinkan urang minang babuek banyak tuh tatap ado…

    awak konstruktif se Da…apo nan baiak awak dukuang..nan ndak baiak awak ndak paralu sato…urang minang nan lah kalua dari budayo minang tu lah banyak..nan batahan jo budaya minang tu lai banyak pulo…

    nan buruak awak kritik, nan baiak wak dukuang..caro itu Da…
    ambo liek banyak urang-urang mudo minang kini nan basemangaik ka “mambangkik batang tarandam”…kembali ka samangaik minang nan elok tu Da..awak dukuanglah hal itu Da…ndak elok kalau awak kritik2 sajo tapi ndak manawarkan pamacahannyao. batuah ndak Da? šŸ˜‰

  21. Februari 9, 2009 pukul 10:12 pm

    mambangkik batang tarandam….!
    co wak tanyo..,
    batang tarandam ah yg k awak bangkik…?

  22. 22 Vara
    Februari 9, 2009 pukul 11:56 pm

    šŸ™‚

    ambo dak sato2 Da, kalau Uda ka menghina taruih atau pesimis…
    silahkan..budaya minang nan ambo tahu indak kenal larang-melarang šŸ™‚

    Uda mengkritik “urang2 Minang” nan lah “ndak minang” lai..

    Uda hanya melihat “orang2 Minang” model Azwar Anas, Hasan Basri Durin, orang2 korup di pemda Sumbar dan DPR sumbar..silahkan…
    ambo kenal langsung orang2 sumbar nan manggaleh di kaki lima, di desa2 terpencil, di pasar2 becek di Jakarta dll…

    silahkan Uda ka bacaruik taruih…ambo ndak sato doh…

    ndak usahlan bajawek komentar ambo ko…Uda ko mah ka marusak seh..samo seh jo urang2 korup nan lain šŸ™‚

    pesimis taruihlah Da…salamaik pesimis…mudah2an sukses marusak jo berpesimis ria…ambo ndak ado energi untuk komen2 bersifat destruktif seperti komen Uda ko…

    mangecek sumbarang…ndak disiko tampeknyo doh..

  23. Februari 13, 2009 pukul 7:42 am

    Assalamu alaikum
    Ndeh…rang awak mach…
    Salam kenal lach…

  24. April 3, 2009 pukul 7:05 pm

    Salam kenal,

    Tulisan yang menarik, mudah2an bisa membangkitkan kita generasi minang saat ini untuk kembali mengukir prestasi seperti layaknya pendahulu2 kita.
    Saya juga keturunan urang awak yang bangga akan darah minang yang saya miliki. Mudah2an kebanggaan akan darah minang bukan menjadi legitimasi buat merendahkan ras/suku lainnya.

    Namun saya berbeda persepsi tentang ‘adaik basandi syaraik, syaraik basandi kitabullah’ karena saya menilai ini suatu hal yang positif, dan saya tidak setuju apabila ini dikategorikan arabsaudisasi atau islam fasis, karena setahu saya yang memformulasikan ini adalah kedua pihak baik kaum adat dan kaum padri dan diciptakan melalui kesepakatan bukan pemaksaan. Puluhan tahun setelah falsafah ini terbentuk, lahirlah tokoh2 pembaharu Islam / Ulama2 berkelas seperti buya Hamka, Agus Salim dsb. Dan dengan falsafah ini pula yang berhasil membuat adat minang berbeda dengan yang lain, dan menjadi terbebaskan dari karakter Islam ‘abangan’ yang banyak terdapat di belahan indonesia lainnya. Sekali lagi ini hanya opini saya.

  25. 25 jodaih
    Oktober 17, 2009 pukul 6:30 am

    assalamualaikum.uni/uniang sialah. ambo baru lo mangacak acak internet baru. lam kenal. kok lai buliah uni/uniang bagi-bagilah ka ambo ilmu tentang ma acak-acak blog bia ambo buek lo ciek blog ni a.uni urang jambak yo ?

  26. 26 jodaih
    Oktober 17, 2009 pukul 7:14 am

    minang kabau is thebest

  27. 27 AMPANGLIMO
    Desember 30, 2009 pukul 10:22 pm

    Assm. Salam kenal Uni, lah ambo baco tulis2 Uni! Salut ambo jo kapandaian jo Kabaranian Uni manulis. Ambo tunggu tulis2an uni yang lain.

  28. 28 AMPANGLIMO
    Desember 31, 2009 pukul 11:39 am

    Salam kenal Uni, mang rancak tulisan2 uni, tapi cubo masuakan juo tulis2an uni ko di media2 yang ado diSumbar, labiah banyak urang nan mambaco!
    kalau urang minang yang mambaco pasti sanang hatinyo, tp kalau urang lain ……………

    Ambo tunggu tulisan2 uni yang lain, tambah referensi uni, pahaluih stek lai baso uni.

    Ambo caliak tulisan uni yang lain banyak yg nanggapi kok ado tanggapan urang yg macam2 jan talalu ditanggapi jo emosi, jan talalu mamasoan pandapek

  29. 30 erna
    April 5, 2010 pukul 6:06 am

    hah..kaget dan puas ambo mambaco tulisan uni vera…(bara umur??), tapi uni lai banyak ilmu dan pengetahuan..semoga urang minang kasadonyo seperti uni vera yo..salam dari pamulang-ciputat, ambo justru di siko mau mancari urang nan bisa ma’ajar ambo budaya minang nan elok, yo tarian, yo musik..jiko ambo lai lah pandai rancano ambo ka mambuka sanggar khusus minang…mau babagi jo ambo ni…dima alamaik uni vera kini ko..?? tapi iyo lah indak sodonyo urang tuh elok…ndak urang minang ndak suku lain, jiko rusak..yo rusak lah inyo surang, indak sadonyo..
    Tapi juga ambo heran, kabanyakan perkumpulan urang minang di jakarta tuh khusus untuak urang ‘kayo’, indak mau bagabuang jo urang nan kurang..?? (mohon maaf jiko ambo salah).

    Mohon sakironyo ado informasi di ma ambo bisa balaja tarian jo musik minang di jakarta, khususnyo daerah rumah ambo di Pamulang- CIputat..??

  30. 31 Vara
    April 7, 2010 pukul 10:28 pm

    ado akun di facebook, ndak? add Uni di facebook yo? ngecek2 wak šŸ™‚

  31. Agustus 14, 2010 pukul 7:09 pm

    Saya salud samo uni….


Tinggalkan komentar


Mei 2008
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  

Blog Stats

  • 238.878 hits